Perkembangan
Konsep Teknologi Pendidikan
Tumbuh dan
berkembangnya suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks di mana konsep itu
dapat tumbuh, serta apa dan bagaimana awal perkembangan konsep itu
sendiri. Misalnya, konsep sekolah yang
merupakan lembaga khusus untuk menyelenggarakan pendidikan akan dapat tumbuh
apabila konteks masyarakat memungkinkannya. Oleh Ogden dan Richard (1984) yang
dikutip oleh Miarso (2009) konsep ini dijelaskan dengan segitiga acuan.
Perkembangan
Pendidikan
Pendidikan
telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Bentukdan cara
pendidikan itu telah mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan zaman dan
tuntutan kebutuhan. Pada awal peradaban, para orang tua bersama kelompoknya
bertanggung jawab dalam mendidik anak-anak mereka hingga mencapai kedewasaan.
Dokumen
tertulis mengenai perkembangan pendidikan sejak awal peradaban lebih banyak
berdasarkan pendapat tentang sejarawan yang mengkaji tentang perkembangan
kebudayaan barat. Dalam kurun waktu yang berbeda penulis seperti Thomson
(1951), Saettler (1968), Ashby (1972), serta Ornstein dan Levine (1981)
berpendapat tentang awal pendidikan terstruktur dimulai pada sekitar tahun 500
SM oleh kaum sufi (Sophist). Kaum Sufi (600 SM) mengajar dengan aneka cara dan
atribut:
- Socrates : metode dialog
- Aristoteles : peragaan “tidak ada satupun dalam pikiran tanpa melalui indera”
- Komensky (Johan Amos Comenius) : Orbis Sensualium Pictus (1659) = Dunia dalam gambar untuk menunjukkan istilah yang digunakan.
- John Locke (1688) : lingkungan alam merupakan guru terbaik, pengetahuan perkembangan melalui penginderaan.
- Johann Pestalozzi (1783) : pembelajaran harus mengikuti perkembangan alamiah : konkrit ke abstrak,lingkungan dekat ke jauh.
Perkembangan
Teknologi
Menurut
Iskandar Alisyahbana (1980) teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebihnyaman, lebih makmur, dan
lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban, sebenarnya teknologi telah ada,
meskipun istilah teknologi belum digunakan.
Menurut
Miarso (2009) teknologi merupakan system yang diciptakan oleh manusia untuk
sesuatu tujuan tertentu. Ia merupakan perpanjangan dari kemampuan manusi.
Teknologi dapat dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama dan yang lazim kita
kenal adalah teknologi fisik atau mekanik yang ditandai oleh mesin, alat, dan
perangkatnya. Yang kedua kurang sekali dikenal sebagai teknologi, yaitu
teknologi sosial yang merupakan tatanan atau acuan yang ditetapkan oleh orang
lain dalam mengorganisasikan manusiadan lingkungannya, serta hal-hal yang
mengatur tugas, fungsi, wewenang, dan kekuasaan.
Menurut
Finn, tahun 1920-an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan.Istilah dan
definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat
itu adalah “pengajaranvisual”. Yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah
kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari
gambar, model, objek, atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman
konkret melalui visualisasi kepada siswa. Tujuan penggunaan alat bantu visual
adalah untuk :
1) Memperkenalkan,
menyusun,, memperkaya, atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak
2) Mengembangkan
sikapyang diinginkan
3) Mendorong
timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut.
AECT membentuk
suatu Komisi Definisi dan terminology pada tahun 1990 yang dipimpin oleh
Barbara B. Seels,dengan 21 orang anggotanya. Mereka merumuskan teknologi
pembelajaran adalah teori dan praktik dalam desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Seels, Barbara B. and Rita C. Richey. 1994. Teknologi Pembelajaran : Definisi dan Kawasannya.
Terjemahan. Jakarta : IPTPI
Miarso, Yusufhadi.
2009. Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
0 komentar:
Posting Komentar