Minggu, 23 Maret 2014

Model Pengajaran Advance Organizer



Model advance organizer dapat memperkuat struktur kognitif dan meningkatkan penyimpanan informasi baru. Ausubel mendeskripsikan advance organizer sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi dari pada tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya (dan juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari materi yang telah dipelajari sebelumnya) (Ausubel, 1986: 148). Organizer yang paling efektif adalah organizer-organizer yang menggunakan konsep-konsep, ketentuan-ketentuan, dan rancangan-rancangan yang sudah akrab dengan pembelajar, seperti ilustrasi-ilustrasi dan analogi-analogi yang sesuai.



Ada dua jenis advance organizer ekspositori dan komparatif. Organizer ekspositori (expository organizer) menjadi konsep dasar pada tingkat abstraksi tertinggi atau mungkin beberapa konsep yang lebih kecil. Organizer ini merepresentasikan perencah intelektual tentang bagaimana siswa akan “menggantungkan” informasi baru yang mereka temui. Organizer ekspositori khususnya berguna karena ia dapat menyediakan perancah ideasional untuk materi-materi yang asing/tidak biasa. Maka dari itu, misalnya, konsep dasar ekonomi harus disajikan lebih dahulu sebelum kajian tentang kondisi ekonomi suatu kota.   

Di sisi lain, organizer komparatif biasanya diterapkan pada materi yang biasa. Organizer-organizer itu dirancang untuk memdakan antara konsep baru dan konsep lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antakeduannya. Contoh, ketika pembelajar diperkenalkan pembagian, organizer komparatif bisa saja diterapkan untuk menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan antara fakta-fakta pembagian dan fakta-fakta perkalian. Jika dalam perkalian, yang mengendalikan dan yang dikalikan dapat dibalik tanpa perubahan hasil yakni, 3 dan 4 dapat diubah menjadi 4 x 3 maka dalam pembagian yang membagi dan yang dibagi tidak dapat ditukar tanpa memengaruhi hasil yaitu, 6 dibagi 2 tidak sama hasilnya dengan 2 dibagi 6.



Struktur Pengajaran
Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan. Tahap pertama adalah presentasi advance organizer, tahap kedua adalah presentasi tugas pembelajaran atau materi pembelajaran, dan tahap ketiga adalah penguatan pengolahan kognitif. Tahap terakhir ini menguji hubungan materi pembelajaran dengan gagasan-gagasan yang ada untuk menghasilkan proses pembelajaran aktif.
Aktivitas-aktivitas dirancang untuk meningkatkan kejelasan dan kemantapan materi pembelajaran yang baru sehingga gagasan-gagasan yang hilang tidak terlalu banyak hanya karena disebabkan ketidak jelasan satu sama lain. Siswa seharusnya membedah materi tersebut saat mereka menerimanya dengan menghubungkan materi pembelajaran baru dengan pengalaman personal, struktur kognitif dan sikap kritis pada pengetahuan.
Tahap pertama terdiri dari tiga aktivits: mengklarifikasi tujuan-tujuan pembelajaran, menyajikan advance organizer dan mendorong kesadaran pengetahuan yang relevan.
Mengklarifikasi tujuan pelajaran adalah salah satu untuk memperoleh perhatian siswa dan mengarahkan mereka ketujuan-tujuan pelajaran, keduannya penting untuk mempasilitasi pembelajaran yang bermakna. (mengklarifikasi tuuan-tujuan juga penting bagi guru dalam merencanalan suatu pelajaran).
Sebagaimana yang telah disebutkan, organizer bukan sekedar statemen yang pendek dan sederhana; ia adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara terampil. Ia juga harus dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan, yang hanya berguna untuk pelajaran tetapi tidak untuk advance organizer. Contoh, ketika kita mengajar, kita sering kali memulai pengajaran dengan meminta siswa mengingat kembali apa yang telah kita ajarkan besok. Dalam hal ini kita memberikan mereka konteks atau orientasi dari presentasi kita. Atau kita mungkin meminta siswa mengingat kembali pengalaman personal dan kemudian mengakui bahwa apa yang sedang kita bicarakan mirip dengan situasi tersebut atau akan membantu mereka memahami pengalaman sebelumnya. Kita mungkin menjelaskan pada mereka tujuan dari sesi tersebut apa yang kita harapkan, mereka akan keluar dari presentasi dan diskusi. Tidak ada pun teknik-teknik yang sekedar didiskripsikan merupakan strategi dari model advance organizer. Namun, seluruhnya merupakan bagian presentasi yang telah dikelola dengan baik, dan beberapa merepleksikan prinsip-prinsip yang merupakan inti dari teori Ausubel tentang pembelajaran verbal dan merupakan bagian dari model pengajaran.
Bagaimanapun, organizer yang benar-benar nyata dibangun berdasarkan konsep-konsep penting dan atau rancangan-rancangan suatu disiplin atau bidang kajian. Pertama, organizer harus dibangun sehingga pembelajar dapat menghayati kegunaannya sebuah gagasan yang berbeda dari dan lebih inklusif dari pada materi dalm tugas pembelajaran itu sendiri. Fitur utama dalam suatu organizer dengan demikian adalah bahwa ia berada dalam tingkat abstraksi tertinggi adalah apa yang membedakan organizer dengan overview pengenalan, yang ditulis (atau di ucapkan pada tingkat abstraksi yang sama sebagaimana materi pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut, sebenarnya merupakan preview dari materi pembelajaran.
Kedua, apakah organizer itu ekspositori atau komparatif, fitur penting dari suatu konsep atau rancangan harus ditunjukan dan dijelaskan secara seksama. Untuk itulah, guru dan siswa harus mengeksploitasi orginer tersebut seperti tugas pembelajaran. Itu artinya kita harus memetik fitur-fitur penting, menjelaskannya dan memberikan contoh-contoh. Presentasi suatu organizer tidak perlu terlalu panjang, tetapi ia harus dapat dihayati (pembelajar harus menyadari hal itu) dipahami dengan jelas dan secara terus menerus berhubungan dengan materi yang sedang dilaksanakan. Ini juga berarti bahwa pembelajar harus sudah akrab dengan bahasa atau gagasan dalam organizer tadi. Penting juga menggambarkan organizer dalam kontek berganda dan mengulangnya beberapa kali, khususnya yang berhubungan dengan terminologi baru atau terminology khusus. Pada akhirnya, penting untuk mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa sebelumnya yang mungkin relevan dengan tugas pembelajaran dan organizer tersebut.
Setelah persentasi organizer dalam tahap pertama, materi pembelajaran dipresentasikan dalam tahap kedua pembentukan ceramah, diskusi, film, eksprimentasi atau membaca. Selama presentasi, pengolahan materi pembelajaran perlu dibuat dengan jelas pada siswa sehingga mereka memiliki seluruh indra petunjuk dan dapat melihat urutan logis dari materi tersebut dan bagaimana pengolahan tadi berhubungan dengan advance organizer.
Tujuan dalam tahap ketiga adalah melabuhkan materi pembelajaran baru ke dalam struktur kognitif siswa yang sudah ada yakni, memperkuat pengolahan kognitif siswa. Dalam arus pengajaran yang alamiah, beberapa prosedur ini bisa dimaksudkan ke dalam tahap kedua; namun, kita ingin menekankan bahwa menggarap kembali materi baru merupakan tugas pengajar yang terpisah, dengan perangkat aktivitas dan keterampilannya. Ausubel mengidentifikasi empat aktivitas: (1) mengembangkan perdamaian integrative, (2) mengembangkan pembelajaran sesepsi aktif, (3) memunculkan pendekatan kritis pada mata pelajaran, dan (4) mengklarifikasi.
Ada beberapa cara untuk memfasilitasi pendamaian materi baru dengan struktur kognitif siswa. Guru dapat (1) mengingatkan siswa tentang gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar), (2) meminta ringkasan tentang sifat-sifat penting materi pembelajaran yang baru, (3) mengulang definisi-definisi yang tepat, (4) meminta perbedaan-perbedaan diantara asfep-asfek materi, dan (5) meminta siswa mendeskripsikan bagaimana materi pembelajaran mendukung konsep dan rancangan yang digunakan sebagai organizer.
Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta siswa mendeskripsikan bagaimana materi baru berhubungan dengan organizer, (2) meminta siswa membuat contoh-contoh tambahan tentang konsep atau rancangan dalam materi pembelajaran, (3) meminta siswa menjelaskan secara lisan esensi materi tersebut, dengan menggunakan terminologi dan kerangka rujukan mereka sendiri, dan (4) meminta siswa menguji materi dari sudut pandang yang lain.
Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilihat dengan meminta siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang mungkin dibuat dalam materi pembelajaran, mempertimbangkan atau menantang asumsi-asumsi dan kesimpulan-kesimpulan ini dan mendamaikan kontradiksi antar keduannya.
Anda tidak mungkin atau tidak menarik menggunakan seluruh teknik-teknik ini dalam satu pelajaran. Kendala-kendala seperti waktu, topik dan relevansi dengan situasi pembelajaran tertentu akan menuntun penggunaan teknik ini. Namun, penting pula mengingat empat tujuan dari tahap ini dan teknik-teknis khusus untuk pengajaran ekspositori yang efektif. Idealnya penerapan awal tahap ketiga dapat dibicarakan oleh guru dan siswa. Pertama-tama, bagaimanapun, guru harus merespon kebutuhan siswa untuk kepentingan klarifikasi beberapa wilayah topik dan untuk integrasi materi baru dengan pengetahuan yang ada.
Pada dasarnya Ausubel memberikan kita metode dalam meningkatkan tidak hanya prestasi, tetapi juga kemampuan siswa untuk belajar dari prestasi tersebut. Semakin sering kita melatih siswa untuk aktif mencari pengolahan gagasan, mendamaikan informasi dengan gagasan tersebut, dan membuat organizer sendiri (melibatkan diri dalam aktivitas induktif selama membaca atau menonton) semakin besar potensi siswa dalam mencari manfaat dari presentasi tersebut.
 

0 komentar:

Posting Komentar