Model advance organizer dapat memperkuat struktur kognitif
dan meningkatkan penyimpanan informasi baru. Ausubel mendeskripsikan advance
organizer sebagai materi pengenalan yang disajikan pertama kali dalam tugas
pembelajaran dan dalam tingkat abstraksi dan inklusivitas yang lebih tinggi
dari pada tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuannya adalah menjelaskan, mengintegrasikan
dan menghubungkan materi baru dalam tugas pembelajaran dengan materi yang telah
dipelajari sebelumnya (dan juga membantu pembelajar membedakan materi baru dari
materi yang telah dipelajari sebelumnya) (Ausubel, 1986: 148). Organizer yang paling
efektif adalah organizer-organizer yang menggunakan konsep-konsep,
ketentuan-ketentuan, dan rancangan-rancangan yang sudah akrab dengan
pembelajar, seperti ilustrasi-ilustrasi dan analogi-analogi yang sesuai.
Ada dua jenis advance organizer ekspositori dan komparatif.
Organizer ekspositori (expository organizer) menjadi konsep dasar pada tingkat
abstraksi tertinggi atau mungkin beberapa konsep yang lebih kecil. Organizer
ini merepresentasikan perencah intelektual tentang bagaimana siswa akan
“menggantungkan” informasi baru yang mereka temui. Organizer ekspositori
khususnya berguna karena ia dapat menyediakan perancah ideasional untuk
materi-materi yang asing/tidak biasa. Maka dari itu, misalnya, konsep dasar
ekonomi harus disajikan lebih dahulu sebelum kajian tentang kondisi ekonomi
suatu kota.
Di
sisi lain, organizer komparatif biasanya diterapkan pada materi yang biasa.
Organizer-organizer itu dirancang untuk memdakan antara konsep baru dan konsep
lama untuk menghindari kebingungan yang disebabkan oleh kesamaan antakeduannya.
Contoh, ketika pembelajar diperkenalkan pembagian, organizer komparatif bisa
saja diterapkan untuk menunjukkan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan
antara fakta-fakta pembagian dan fakta-fakta perkalian. Jika dalam perkalian,
yang mengendalikan dan yang dikalikan dapat dibalik tanpa perubahan hasil
yakni, 3 dan 4 dapat diubah menjadi 4 x 3 maka dalam pembagian yang membagi dan
yang dibagi tidak dapat ditukar tanpa memengaruhi hasil yaitu, 6 dibagi 2 tidak
sama hasilnya dengan 2 dibagi 6.
Struktur Pengajaran
Model advance organizer memiliki tiga tahap kegiatan. Tahap
pertama adalah presentasi advance organizer, tahap kedua adalah presentasi
tugas pembelajaran atau materi pembelajaran, dan tahap ketiga adalah penguatan
pengolahan kognitif. Tahap terakhir ini menguji hubungan materi pembelajaran
dengan gagasan-gagasan yang ada untuk menghasilkan proses pembelajaran aktif.
Aktivitas-aktivitas dirancang untuk meningkatkan kejelasan
dan kemantapan materi pembelajaran yang baru sehingga gagasan-gagasan yang
hilang tidak terlalu banyak hanya karena disebabkan ketidak jelasan satu sama
lain. Siswa seharusnya membedah materi tersebut saat mereka menerimanya dengan
menghubungkan materi pembelajaran baru dengan pengalaman personal, struktur
kognitif dan sikap kritis pada pengetahuan.
Tahap pertama terdiri dari tiga aktivits: mengklarifikasi
tujuan-tujuan pembelajaran, menyajikan advance organizer dan mendorong
kesadaran pengetahuan yang relevan.
Mengklarifikasi tujuan pelajaran adalah salah satu untuk
memperoleh perhatian siswa dan mengarahkan mereka ketujuan-tujuan pelajaran,
keduannya penting untuk mempasilitasi pembelajaran yang bermakna.
(mengklarifikasi tuuan-tujuan juga penting bagi guru dalam merencanalan suatu
pelajaran).
Sebagaimana yang telah disebutkan, organizer bukan sekedar
statemen yang pendek dan sederhana; ia adalah gagasan dalam dirinya sendiri dan
seperti materi pelajaran, harus dieksplorasi secara terampil. Ia juga harus
dibedakan dari pernyataan-pernyataan pengenalan, yang hanya berguna untuk
pelajaran tetapi tidak untuk advance organizer. Contoh, ketika kita mengajar,
kita sering kali memulai pengajaran dengan meminta siswa mengingat kembali apa
yang telah kita ajarkan besok. Dalam hal ini kita memberikan mereka konteks
atau orientasi dari presentasi kita. Atau kita mungkin meminta siswa mengingat
kembali pengalaman personal dan kemudian mengakui bahwa apa yang sedang kita
bicarakan mirip dengan situasi tersebut atau akan membantu mereka memahami
pengalaman sebelumnya. Kita mungkin menjelaskan pada mereka tujuan dari sesi
tersebut apa yang kita harapkan, mereka akan keluar dari presentasi dan
diskusi. Tidak ada pun teknik-teknik yang sekedar didiskripsikan merupakan
strategi dari model advance organizer. Namun, seluruhnya merupakan bagian
presentasi yang telah dikelola dengan baik, dan beberapa merepleksikan prinsip-prinsip
yang merupakan inti dari teori Ausubel tentang pembelajaran verbal dan
merupakan bagian dari model pengajaran.
Bagaimanapun, organizer yang benar-benar nyata dibangun
berdasarkan konsep-konsep penting dan atau rancangan-rancangan suatu disiplin
atau bidang kajian. Pertama, organizer harus dibangun sehingga pembelajar dapat
menghayati kegunaannya sebuah gagasan yang berbeda dari dan lebih inklusif dari
pada materi dalm tugas pembelajaran itu sendiri. Fitur utama dalam suatu
organizer dengan demikian adalah bahwa ia berada dalam tingkat abstraksi
tertinggi adalah apa yang membedakan organizer dengan overview pengenalan, yang
ditulis (atau di ucapkan pada tingkat abstraksi yang sama sebagaimana materi
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena organizer tersebut, sebenarnya
merupakan preview dari materi pembelajaran.
Kedua, apakah organizer itu ekspositori atau komparatif,
fitur penting dari suatu konsep atau rancangan harus ditunjukan dan dijelaskan
secara seksama. Untuk itulah, guru dan siswa harus mengeksploitasi orginer
tersebut seperti tugas pembelajaran. Itu artinya kita harus memetik fitur-fitur
penting, menjelaskannya dan memberikan contoh-contoh. Presentasi suatu
organizer tidak perlu terlalu panjang, tetapi ia harus dapat dihayati (pembelajar
harus menyadari hal itu) dipahami dengan jelas dan secara terus menerus
berhubungan dengan materi yang sedang dilaksanakan. Ini juga berarti bahwa
pembelajar harus sudah akrab dengan bahasa atau gagasan dalam organizer tadi.
Penting juga menggambarkan organizer dalam kontek berganda dan mengulangnya
beberapa kali, khususnya yang berhubungan dengan terminologi baru atau
terminology khusus. Pada akhirnya, penting untuk mendorong kesadaran
pengetahuan dan pengalaman siswa sebelumnya yang mungkin relevan dengan tugas
pembelajaran dan organizer tersebut.
Setelah persentasi organizer dalam tahap pertama, materi
pembelajaran dipresentasikan dalam tahap kedua pembentukan ceramah, diskusi,
film, eksprimentasi atau membaca. Selama presentasi, pengolahan materi pembelajaran
perlu dibuat dengan jelas pada siswa sehingga mereka memiliki seluruh indra
petunjuk dan dapat melihat urutan logis dari materi tersebut dan bagaimana
pengolahan tadi berhubungan dengan advance organizer.
Tujuan dalam tahap ketiga adalah melabuhkan materi
pembelajaran baru ke dalam struktur kognitif siswa yang sudah ada yakni,
memperkuat pengolahan kognitif siswa. Dalam arus pengajaran yang alamiah,
beberapa prosedur ini bisa dimaksudkan ke dalam tahap kedua; namun, kita ingin
menekankan bahwa menggarap kembali materi baru merupakan tugas pengajar yang
terpisah, dengan perangkat aktivitas dan keterampilannya. Ausubel
mengidentifikasi empat aktivitas: (1) mengembangkan perdamaian integrative, (2)
mengembangkan pembelajaran sesepsi aktif, (3) memunculkan pendekatan kritis
pada mata pelajaran, dan (4) mengklarifikasi.
Ada beberapa cara untuk memfasilitasi pendamaian materi baru
dengan struktur kognitif siswa. Guru dapat (1) mengingatkan siswa tentang
gagasan-gagasan (gambaran yang lebih besar), (2) meminta ringkasan tentang
sifat-sifat penting materi pembelajaran yang baru, (3) mengulang
definisi-definisi yang tepat, (4) meminta perbedaan-perbedaan diantara
asfep-asfek materi, dan (5) meminta siswa mendeskripsikan bagaimana materi
pembelajaran mendukung konsep dan rancangan yang digunakan sebagai organizer.
Pembelajaran aktif dapat ditingkatkan dengan (1) meminta
siswa mendeskripsikan bagaimana materi baru berhubungan dengan organizer, (2)
meminta siswa membuat contoh-contoh tambahan tentang konsep atau rancangan
dalam materi pembelajaran, (3) meminta siswa menjelaskan secara lisan esensi
materi tersebut, dengan menggunakan terminologi dan kerangka rujukan mereka
sendiri, dan (4) meminta siswa menguji materi dari sudut pandang yang lain.
Pendekatan kritis terhadap pengetahuan dapat dilihat dengan
meminta siswa mengenali asumsi-asumsi atau kesimpulan-kesimpulan yang mungkin
dibuat dalam materi pembelajaran, mempertimbangkan atau menantang asumsi-asumsi
dan kesimpulan-kesimpulan ini dan mendamaikan kontradiksi antar keduannya.
Anda tidak mungkin atau tidak menarik menggunakan seluruh
teknik-teknik ini dalam satu pelajaran. Kendala-kendala seperti waktu, topik
dan relevansi dengan situasi pembelajaran tertentu akan menuntun penggunaan
teknik ini. Namun, penting pula mengingat empat tujuan dari tahap ini dan
teknik-teknis khusus untuk pengajaran ekspositori yang efektif. Idealnya
penerapan awal tahap ketiga dapat dibicarakan oleh guru dan siswa.
Pertama-tama, bagaimanapun, guru harus merespon kebutuhan siswa untuk
kepentingan klarifikasi beberapa wilayah topik dan untuk integrasi materi baru
dengan pengetahuan yang ada.
Pada dasarnya Ausubel memberikan kita metode dalam
meningkatkan tidak hanya prestasi, tetapi juga kemampuan siswa untuk belajar
dari prestasi tersebut. Semakin sering kita melatih siswa untuk aktif mencari
pengolahan gagasan, mendamaikan informasi dengan gagasan tersebut, dan membuat
organizer sendiri (melibatkan diri dalam aktivitas induktif selama membaca atau
menonton) semakin besar potensi siswa dalam mencari manfaat dari presentasi
tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar